BREAKING NEWS

Profil

Berita Acara

Bappeda Bone

Kamis, 12 April 2012

“Perempuan itu Lelaki”

“Bung Rahman, ada Lelaki bergabung di kelompok diskusi perempuan?” teriak Syamsul, sambil berlari-lari mendekatiku yang sedang asyik memotret perahu yang lalu lalang di atas sungai Cenrana.

“Wah, kenapa bisa Bang. Kan kita sudah sepakat, bahwa masing-masing kelompok tidak boleh ada campuran” jawab saya, sambil mengikuti langkahnya menuju sebuah rumah warga yang dijadikan tempat FGD khusus perempuan.

Saat saya tiba di tempat itu, saya betul-betul kaget. Seorang “Lelaki” duduk ditengah-tengah kaum perempuan, dia dengan gaya santainya turut nimbrung bicara sambil mengepulkan asap rokoknya, sementara Fasilitator yang juga perempuan cuek aja dengan kehadirannya, bahkan pendapatnya juga dituliskan di kertas flipchart yang tertempel di dinding rumah warga itu.

“Bagaimana ini Bung?”, tanya Syamsul-Fasilitator Mitra yang ditugaskan mendampingi kegiatan Assesment CVCA di kecamatan Cenrana. “Oke, Abang coba dekati Notulensinya, kasih catatan kecil tentang kehadiran “lelaki” itu” jawab saya memberi solusi.

Sambil Syamsul masuk mendekati Notulen FGD, saya segera abadikan moment langka itu dari balik jendela kolong rumah. Saya jepret dia beberapa kali. Dia mengenakan celana Jeans biru yang warnanya sudah mulai luntur, baju kemeja putih (gaya parlente), rambut cepak tapi sudah mulai panjang seperti rambutku..hehhe, kulitnya hitam dan bahasa Indonesianya lancar, disampingnya sebuah asbak dia pegang untuk menampung abu rokok. Selama saya perhatikan, sudah 3 batang rokok kretek dia hisap non stop, seorang perempuan yang duduk disampingnya malah menyandarkan kepalanya pada bahu “lelaki” itu......mantapp....

Heran juga, kenapa itu orang lebih senang gabung ke kelompok perempuan, sementara di sebuah masjid berjarak 10 meter dari rumah itu, telah disiapkan ruang diskusi khusus untuk kelompok laki-laki.

Hampir 10 menit saya menunggu, Syamsul belum keluar juga, saya penasaran. Saya mendekati pintu rumah, lalu masuk tanpa mengucapkan salam, kuatir mengganggu diskusi kaum perempuan yang keliatan seru. Syamsul yang melihat saya masuk, tersenyum-senyum bersama notulen yang dia beri catatan. Saya makin penasaran.

Tiba-tiba “lelaki” itu berdiri mendekati saya dan mengulurkan tangannya bersalaman. Masih dipenuhi rasa penasaran, saya salami dia sambil memperhatikan dirinya dari ujung rambut sampai kaki. Dia tersenyum, sepertinya tau apa yang saya fikirkan.

“Maaf Pak, saya juga perempuan” katanya sambil menyebutkan namanya, NONDENG. Saking kikuknya diriku, lupa menyebutkan namaku. “Iyye, silakan lanjutkan diskusinya, saya hanya mau liat-liat saja”kataku sambil ngeloyor pergi.....kwekwekwek......AKU TERTIPU
 
Copyright © 2012 API BONE
apibone@yahoo.com /e-mail