Fasilitator |
Keberhasilan pelaksanaan CVCA (Climate Vulnerability and Capacity Analysis-Analisa Kapasitas dan Kerentanan terkait iklim) melalui metode FGD (Focus Group Discussion) di kabupaten Bone yang difasilitasi oleh Care International Indonesia melalui Program Adaptasi Perubahan Iklim kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bone pada tahun 2011 kemarin, telah menginspirasi Pemerintah Kabupaten Bone untuk menggunakan metode tersebut.
District Facilitator BCR CC-CII untuk kabupaten Bone, Rahman Ramlan, diminta memberikan masukan kepada Tim Fasilitator Penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah pada pertemuan terbatas Tim Fasilitator pada hari Kamis, 28 Juni 2012 di Ruang Rapat Kantor Bappeda & Statistik Kabupaten Bone. Beberapa tools yang digunakan CVCA termasuk modul pelaksanaan diminta untuk dishare kepada Tim sebagai bahan panduan dalam penyusunan alur FGD serta strategi implementasinya di lapangan.
Andi Ratnawati-Kabid Perencanaan Ekonomi Bappeda & Statistik Kabupaten Bone yang memimpin pertemuan Tim Fasilitator, mengatakan bahwa metode FGD akan menjadi metode utama pengumpulan Data Partisipatif dalam rangka memberikan bahan pertimbangan bagi Tim Penyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah.
“Saat ini, Bappeda telah memiliki data kuantitatif tentang Kemiskinan, selama ini data tersebut menjadi bahan utama analisis kemiskinan daerah, namun ternyata membutuhkan waktu yang lama untuk menganalisisnya. Sehingga diperlukan metode alternatif untuk membantu mempercepat analisis data kemiskinan tersebut”, papar Ratna.
Andi Ratnawati yang juga adalah Direktur LSM Lembaga Pemberdayaan Perempuan kabupaten Bone, berdasarkan hasil diskusi dengan aktivis Pemberdayaan termasuk kawan-kawan mitra LSM dan Fasilitator CVCA yang terlibat dalam program BCRCC, berinisiatif untuk mereplikasi metode FGD tersebut pada pengumpulan data partisipatif untuk bahan analisis kemiskinan daerah.
Pelaksanaan FGD akan dilaksanakan selama sehari di 4 desa di 4 kecamatan, yang dibagi kedalam 4 cluster, yakni kelurahan Bajoe kecamatan Tanete Riattang Timur mewakili cluster warga Pesisir, Desa Carebbu kecamatan Awangpone mewakili cluster Warga Pegunungan, Desa Pumpungeng kecamatan Cina mewakili cluster warga Pedesaan (marginal), dan kelurahan Walanae kecamatan Tanete Riattang mewakili cluster Kaum Urban (perkotaan).
Hasil pertemuan pada hari itu, menyepakati tools yang akan digunakan adalah 7 buah tools yakni Daily Activity, Seasonal Calender, Venn Diagram, Time Line History ditambah dengan Tools Kajian Pendidikan, Kajian Ekonomi dan Kajian Kesehatan. Setiap tools akan dibuatkan modul dan pertanyaan kunci yang akan menjadi panduan bagi Fasilitator dalam melakukan FGD.
Sementara itu, Tim Fasilitator yang direkrut merupakan gabungan dari Fasilitator PNPM Perkotaan, Aktivis LSM dan PNS yang “berjiwa pemberdayaan” yang akan bergantian memfasilitasi warga desa/kelurahan yang akan dibagi menjadi 3 kelompok FGD yakni Kelompok Laki-laki, Kelompok Perempuan dan Kelompok Campuran.
“Semoga, inisiatif ini dapat menginspirasi SKPD lainnya untuk juga menggunakan data partisipatif dalam analisis kebijakan perencanaannya,” harap Ratna sambil menutup pertemuan.
Pertemuan akan dilanjutkan pada Jumat Siang (29/06) untuk mematangkan persiapan, dan DF BCR CC Bone diamanahkan untuk membantu menyusun modul FGD dan pertanyaan kuncinya. (RaRa.28.06.2012)
Posting Komentar