Nama Responden
|
:
|
Rahmawati,A.Ma
|
Alamat Responden
|
:
|
Desa Latonro Kec. Cenrana Kab. Bone
|
Status
|
:
|
Belum Menikah
|
Tempat dan Tanggal Lahir
|
:
|
Bajoe, 17 Mei 1981
|
Pekerjaan Sekarang
|
:
|
Guru Honorer di SD Inpres 581 Latonro
|
Jabatan di Program Assesment
|
:
|
Fasilitator CVCA Desa Latonro
|
Waktu Wawancara
|
:
|
Minggu, 19 Desember 2011 ( Via Telepon)
Jam 10.00 – 11.00 Wita
|
Pengantar Wawancara
| ||
Pada saat Pewawancara menghubungi dirinya, dia sedang mendampingi murid-muridnya yang sedang melakukan ulangan di sekolah. Wawancara via telepon menjadi pilihan karena sulitnya medan menuju ke lokasinya. Dia sempat bertanya kenapa dia yang dipilih untuk diwawancarai, saya jawab bahwa proses pemilihannya secara sampling, dan kebetulan dia yang terpilih untuk mewakili kecamatan Cenrana.
| ||
Hasil Wawancara
| ||
Motivasi bergabung
Kegiatan sehari-harinya adalah mengajar di sebuah Sekolah Dasar di desa Latonro sebagai Guru Honorer. Pekerjaan tersebut sudah dilakoninya selama 5 tahun sejak masih kuliah di STAI Al Gazali Watampone jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) sampai sekarang.
Sebagai putra daerah (walaupun lahir di desa lainnya, namun orang tuanya asli dari desa tersebut), dia ingin melihat perubahan di desanya. Terutama perubahan di bidang pendidikan dan ekonomi masyarakat desa.
“Perubahan iklim telah memberikan dampak yang besar pada berkurangnya sumber mata pencaharian masyarakat. Bila waktu yang lalu, masyarakat masih bisa meningkatkan penghasilan dari membudidayakan kepiting dan udang, saat sekarang tidak bisa lagi. Banjir dan air pasang telah menenggelamkan tambak-tambak warga dan merusak pemukiman penduduk. Ruang sekolah tergenang air dan menghambat proses belajar mengajar”ceritanya dengan penuh semangat.
“Saya senang sekali bisa mewakili desa saya untuk menjadi Fasilitator CVCA yang dilaksanakan oleh CARE International. Saya bisa memperoleh tambahan pengetahuan tentang perubahan iklim dan meningkatkan keterampilan memfasilitasi. Saya pernah juga dilatih oleh PNPM tentang teknik FGD (Focus Group Discussion) tetapi hanya untuk 1 tools tentang mata pencaharian utama warga. Namun pada CVCA ini, kami diajarkan banyak tools sehingga bisa lebih mudah mengetahui lebih banyak tentang kehidupan warga. Bahkan tools CVCA tersebut bisa membantu kita mengetahui tingkat kerentanan masyarakat akibat dampak perubahan iklim”,lanjutnya.
Hambatan dan tantangan
Selama menjadi Fasilitator CVCA, menurutnya tidak ada tantangan yang berarti dalam mempraktekkan tools CVCA melalui metode Diskusi Kelompok dengan warga.
Namun hambatan dan tantangan yang paling berat bagi baginya adalah pada urusan transportasi. Karena untuk menjangkau antara satu dusun ke dusun lainnya, dia bersama kawan-kawannya sesama fasilitator desa harus naik perahu menyusuri sungai, bahkan apabila air surut, kadang perahu harus didorong atau berputar ke laut untuk sampai ke dusun yang dituju, apalagi dia sebagai seorang perempuan tidak bisa naik perahu sendiri, sehingga kemana-kemana mesti ditemani atau didampingi oleh orang dewasa.
Saran dan Rekomendasi
Dia berharap agar informasi tentang iklim dapat terus disebarluaskan kepada masyarakat. Dia ingin mendalami ilmu kerentanan iklim tersebut, agar bisa dibagi kepada warga dan terkhusus kepada murid-muridnya sebagai generasi masa depan.
“Saya mohon kepada CARE untuk bisa menindaklanjuti hasil assesment CVCA, karena begitu banyak pertanyaan dari masyarakat tentang apa tindak lanjut dari kegiatan FGD kemarin. Saya tidak bisa memberikan jawaban memuaskan kepada mereka, karena saya hanya bilang bahwa kegiatan ini baru sebatas mengumpulkan data, bagaimana nantinya masih akan dikaji di pusat”saran dia sambil memohon pamit karena harus mengajar lagi.
Menurut dia, masyarakat itu memang suka membanding-bandingkan antara satu program dengan program lainnya. Jadi memang seperti itulah keadaannya.
|