BREAKING NEWS

Profil

Berita Acara

Bappeda Bone

Jumat, 04 Januari 2013

Issu Gender Makin Menguat di Bone


Issu Pengarus Utamaan Gender (PUG)semakin mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Bone. Kepala Bappeda & Statistik Kabupaten Bone selaku Ketua Pokja PUG dalam laporan pengantarnya pada pertemuan Penguatan Kelembagaan Pokja PUG di kantor Bappeda Bone, 8 November 2012, mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bone pada tahun ini telah memiliki strategi baru untuk mendorong issu PUG agar lebih terintegrasi baik di antara SKPD maupun dengan Lembaga Swadaya Masyarakat. Pokja PUG yang telah terbentuk sejak tahun 2011, akan direvisi kembali strukturnya. 

H.Irwansyah yang juga adalah Ketua Tim Koordinasi Program Adaptasi Perubahan Iklim kabupaten Bone mengatakan bahwa baru-baru ini dia mengikuti kegiatan Penguatan Kapasitas Kelembagaan & Pengarusutamaan Gender yang di adakan oleh CARE International Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa, issu Gender telah menjadi issu global yang harus mendapat perhatian utama seperti halnya Issu Kemiskinan. 

Pertemuan Pokja PUG dihadiri oleh anggota Kelompok PUG dari beberapa SKPD terkait, khususnya dari leading sektor PUG yakni Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Anak. 

Wakil Ketua DPRD kabupaten Bone, A. Asia Pananrangi turut hadir memberikan pengarahan. Dia mengkritisi kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) yang dianggapnya tidak maksimal. Sejumlah anggaran yang digelontorkan menjadi sia-sia, karena tidak signifikan dengan realitas di lapangan. Demikian pula, P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan & Anak) juga dinilainya tidak ada kemajuannya, sehingga disarankan untuk mengajukan penganggaran untuk optimalisasinya, dimana di kantor PPA dibangun sekretariatnya. Apalagi, dengan Kepala yang baru sekarang, tidak ada alasan lagi bagi kantor PPA untuk tidak berubah meningkatkan kinerjanya.

Andi Asia Pananrangi yang juga merupakan Pendiri LPP (Lembaga Pemberdayaan Perempuan) kabupaten Bone, yang merupakan salah satu Mitra Lokal program BCRCC, melaporkan bahwa dia sudah dua kali diundang  oleh BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) di Makassar untuk sharing pengalaman dalam mendorong Pengarusutamaan Gender di kabupaten Bone, dimana banyak ditampilkan praktik cerdas dari beberapa daerah, yang dianggapnya sebenarnya cukup sederhana, namun dapat memberikan perubahan di masyarakat. Oleh karena itu, dia berharap, Kantor PPA Bone, juga memiliki beberapa pilot project terkait PUG.

Ditambahkan pula oleh H. Irwansyah bahwa tidak perlu membuat program yang ambisius namun tidak dapat direalisasikan, cukup memilih beberapa desa tertentu saja, dan digarap dengan baik, sehingga mampu menginspirasi desa lainnya untuk mempraktekkannya. Contohnya, di Program Adaptasi Perubahan Iklim, hanya memilih beberapa desa percontohan demplot, sehingga Program bisa lebih fokus memonitoring pelaksanaannya, pada akhirnya nanti, lokasi percontohan tersebut dapat menginspirasi desa lainnya. Karena harus diakui, salah satu pola fikir masyarakat Bone adalah memiliki sifat “latah”, mudah berubah bila melihat ada contoh keberhasilan.

Kesimpulannya, Pengembangan PUG kedepannya akan dimulai dengan mendorong adanya regulasi tentang PUG, ada vocal point di masing-masing SKPD yang akan mendorong mekanisme Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender, Restrukturisasi kelembagaan Pokja PUG dan Pembentukan Tim Analisis ARG (Anggaran yang Responsif Gender). (RaRa.08.11.2012)


Posting Komentar

 
Copyright © 2012 API BONE
apibone@yahoo.com /e-mail