Pak Kasman memperlihatkan rumput lautnya yang sudah diikat ke tali bentangan |
Lelaki dari Desa Angkue ini, telah menggeluti budidaya
rumput laut sejak tahun 2006. Pahit manis hasil usahanya itu telah dirasakan.
Dinamika dan problematika memelihara rumput laut adalah bagian dari resiko
perjuangan mengandalkan kebaikan alam.
Di usianya yang telah 40 tahun, dia sadar betul bahwa alam
tidak bisa dilawan, namun dapat disiasati. Saat sesama pembudidaya takluk oleh
keganasan alam, dia tak surut, tali bentangan rumput lautnya masih kokoh
terpancang. Ratusan bentangan dia sebar di beberapa titik dengan keyakinan
bahwa akan ada yang tetap hidup dan berkembang dan menjadi penyangga bagi yang
lainnya.
Banyak petani rumput laut di desa itu menggantungkan harapan
pada kerja keras Bapak dari tiga orng anak itu. Karena hasil panennya adalah sumber
bibit yang baik untuk dikembangkan.
Demplot percontohan budidaya rumput laut di Desa Angkue yang
diinisiasi oleh CARE International Indonesia bekerjasama dengan Dinas Kelautan
dan Perikanan kabupaten Bone, dikelola oleh Kelompok Suka Maju yang dipimpin
oleh Kasman. Keputusan tersebut diambil melalui Musyawarah warga, atas dasar
pertimbangan, bahwa Kasman adalah orang pertama yang berani memelihara rumput
laut di desa Angkue, hingga diikuti oleh warga lainnya.
“Saya berharap, melalui Demplot ini kami bisa belajar dari
pak Kasman, bagaimana strategi memelihara rumput laut dengan cuaca yang sering
berubah-ubah,” harap Mansur anggota Kelompok Suka Maju yang baru memulai usaha
budidaya rumput laut.
Posting Komentar