Hari Rabu tanggal 23 November 2011, merupakan hari pertama dilaksanakannya kegiatan Assesment CVCA di kabupaten Bone. Ada 3 desa yang melakukan kegiatan yang sama : desa Angkue di kecamatan Kajuara, desa Pallime di kecamatan Cenrana dan Desa Kading di kecamatan Awangpone. Saya sendiri berencana ke desa Kading. Selain desa ini belum pernah saya datangi, juga karena dipimpin oleh seorang perempuan yang selalu aktif hadir pada pertemuan yang dilaksanakan oleh CARE.
Secara khusus, Kepala Desa Kading yang hadir pada Pelatihan In House Training tanggal 15 November 2011, mengundang saya untuk datang ke desanya pada saat kegiatan assesment sekaligus melihat keadaan desa dan aktivitas warganya.
Pagi itu, jam 8, setelah berkoordinasi dengan Fasilitator Desa Kading mengenai lokasi FGD-nya, saya berangkat menuju Desa Kading yang berjarak kurang lebih 20 km ke arah barat kota Watampone.
Sebelum Jam 9, saya telah tiba di sebuah kampung pesisir bernama Dusun Limpoe. Motor baru merek “Honda Revo” pemberian kantor saya parkir di depan sebuah masjid dimana puluhan warga telah berkumpul. Seorang perempuan muda berumur sekitar 30-an sambil menggendong anak kecil menyambut ramah kedatangan saya. Dengan ditemani seorang lelaki tua seumur ayah saya, yang kemudian saya tahu adalah ayah dari Ibu Kepala Desa itu, mengajak saya melihat tambak ikannya yang sedang dipanen oleh “anak buahnya”. Ternyata sebagian hasil panen itu akan dijadikan menu makan siang tamu undangan yang akan mengikuti FGD. Hmmmm.....pasti nikmat nih jika bisa makan ikan bakarnya.
Oya, hampir lupa. Nama Kepala Desa itu adalah A. Tuti Suryani, S.Pd. Terpilih menjadi Kepala Desa Kading pada tahun 2008. Dia menggantikan posisi ayahnya yang sudah 2 periode memimpin. Kini, ayahnya yang bernama A. Margono didaulat oleh warga menjadi Ketua BPD Desa Kading.
Pukul 09.00 tepat, pada sebuah masjid yang berukuran kira-kira 10 m2 tepat di ujung dusun dekat pematang tambak, puluhan warga berkumpul mendengarkan penjelasan dari Fasilitator Desa dan Ketua Tim Teknis A. Zainal tentang maksud dan tujuan kegiatan pada hari itu.
Setelah acara seremonial sederhana dilaksanakan. Tim Fasilitator membagi warga mejadi 2 kelompok. Satu kelompok laki-laki diajak berkumpul di teras samping timur masjid, sementara kelompok perempuan berkumpul di dalam ruangan masjid. Saya sendiri bersama Kepala Desa Kading dan warga yang tidak masuk kelompok FGD membuat diskusi lepas tentang berbagai hal khususnya terkait kerentanan iklim yang terjadi di desa itu.
Tampak sekali antusiasme warga mengikuti kegiatan FGD. Karena dari jam 9 pagi mereka mampu bertahan hingga jam 12 siang saat makan siang dan istirahat shalat Dhuhur. Terkhusus kelompok perempuan cukup banyak yang hadir. Ada sekitar 20-an orang perempuan yang datang, namun karena ada batasan jumlah peserta FGD, Tim Fasilitator membatasi jumlah peserta sampai 12 orang dan meminta warga lainnya untuk menjadi pendengar saja. Namun pada saat pergantian tools, Fasilitator Desa melakukan pergantian peserta. Sementara pada kelompok laki-laki, pesertanya tetap dari awal hingga akhir.
Posting Komentar