BREAKING NEWS

Profil

Berita Acara

Bappeda Bone

Kamis, 12 April 2012

Hasil Wawancara Monev BCR CC tentang Aku


Perubahan iklim mengancam berbagai upaya Indonesia untuk memerangi kemiskinan. Dampaknya dapat memperparah berbagai resiko dan kerentanan yang dihadapi oleh rakyat miskin, serta menambah beban persoalan yang sudah di luar kemampuan mereka untuk menghadapinya. Dengan demikian, perubahan iklim menghambat upaya orang miskin untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi diri sendiri dan keluarga mereka.

Apa yang dapat kita lakukan terhadap semua ini? Sejauh ini, perhatian terhadap perubahan iklim terutama difokuskan pada ‘mitigasi’ dan utamanya pada upaya-upaya untuk menurunkan karbon dioksida. Semua tindakan ini penting, tetapi bagi masyarakat termiskin, yang hanya punya andil kecil saja terhadap emisi gas tersebut, prioritas yang paling mendesak adalah menemukan berbagai cara untuk mengatasi kondisi lingkungan hidup yang baru ini – beradaptasi. 

Saya bangga menjadi bagian dari Program BCR CC CARE International Indonesia yang mulai melebarkan misinya pada usaha-usaha untuk membangun ketahanan masyarakat pesisir agar tahan dari dampak negatif perubahan iklim.

Program Adaptasi perubahan iklim diimplementasikan melalui pendekatan kemitraan dengan pemerintah, Organisasi Masyarakat Sipil dan masyarakat. Sehingga menjadi penting bagi saya sebagai seorang Fasilitator untuk membangun komunikasi dan koordinasi dengan para pihak melalui mekanisme kolaborasi yang efektif dan efisien.
Oleh karena itu diawal program ini dijalankan, langkah pertama yang saya lakukan adalah bersilaturrahmi (audience) atau kunjungan ke instansi, dinas, badan atau lembaga pemerintah serta OMS (LSM) lokal  untuk memperkenalkan diri sebagai Tim Fasilitator CARE dan mensosialisasikan program BCR CC sekaligus mengumpulkan data serta meminta dukungan dari mereka terhadap program.

Langkah selanjutnya adalah mendorong terbentuknya Tim Teknis kabupaten yang di SK-kan oleh Bupati dengan struktur Tim, terdiri dari  gabungan Pejabat/staf Pemerintah dan aktivis OMS lokal, akademisi dan Pers. Tim Teknis dibentuk dimaksudkan untuk mengawal program Adaptasi Perubahan Iklim agar dapat mencapai tujuannya.

Melalui Tim teknis yang telah dibentuk itulah, beberapa kesepakatan dan keputusan secara demokratis dilahirkan di antaranya penyusunan kriteria penentuan lokasi program (5 kecamatan dan 10 desa/kelurahan), mekanisme pengambilan keputusan, pemilihan  peserta pelatihan, sistem monitoring dan evaluasi serta keberlanjutan program.

Keputusan bersama yang dilahirkan dalam Pertemuan/Rapat Tim Teknis didokumentasikan dengan baik dan dibagikan kembali kepada seluruh anggota Tim Teknis, demikian pula informasi perkembangan program dari Manajemen BCR CC selalu disampaikan kepada Tim Teknis baik melalui surat resmi maupun melalui sms dan kunjungan informal.

Pola integrasi adalah salah entry point dalam menjalankan program, karena akan membangun kepercayaan pemerintah dan masyarakat bahwa program tersebut adalah tanggungjawab bersama sehingga akan melahirkan rasa memiliki terhadap program.

Pelibatan mitra lokal dalam setiap kegiatan juga menjadi point kunci suksesnya program. Mitra lokal yang dilibatkan dari awal semakin memperkuat jaringan program dan menjadi titik penyebarluasan pesan-pesan adaptasi perubahan iklim ke seluruh pihak.

Menjadi bagian dari sebuah cita-cita mulia untuk keberlangsungan kehidupan manusia dan alam adalah harapan terbesar saya. Terima kasih telah melibatkan saya dalam program yang mulia ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberkati niat mulia kita ini. @RaRa – 06.12.2011

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 API BONE
apibone@yahoo.com /e-mail