Bersama Suardi (baju merah) dan Hasbi (pakai songkok) mengecek bibit rumput laut |
Desa Kajuara Kecamatan Awangpone, merupakan salah satu desa
pesisir di kabupaten Bone yang sering dikunjungi untuk dijadikan pembelajaran
dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan sebuah penelitian tentang kehidupan
warga Nelayan Desa Kajuara telah mengantarkan salah seorang Pejabat Daerah
menjadi seorang Doktor. Demikian pula Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) kabupaten
Bone bahkan menjadikannya Labsite Pembelajaran.
Kantor Desa Kajuara Kec. Awangpone Kab. Bone |
Meskipun Desa tersebut bukan lokasi Program BCR CC–Care
Indonesia, namun Care International Indonesia juga menjadikannya sebagai lokasi
pembelajaran dalam pengembangan budidaya rumput laut dan kelembagaan kelompok.
Dua orang warganya yang bernama Suardi dan Hasbi didaulat
oleh DKP Bone untuk menjadi anggota Tim Teknis dari unsur masyarakat yang
membantu Mini Project Seaweed di kabupaten Bone.
Pada Sebuah Pertemuan Kunjungan Value Chain |
Sudah tidak terhitung berapa kali kami berkunjung ke Desa
tersebut. Namun masih teringat di awal inisiasi Pembuatan Konsep Mini Project
Seaweed, Sutamin dari DKP Bone membawa kami ke Desa tersebut untuk mendapatkan
informasi awal tentang budidaya rumput laut berbasis masyarakat.
Dilanjutkan
dengan kunjungan berikutnya dari Tim PfR Kupang yang didampingi oleh PM BCR CC
Leo Sambo, dan kunjungan dari APO (Administrasi dan Procurement Office) BCR
CC-Andi Nurhijrawati bersama DF Wajo dan Luwu untuk pengecekan ketersediaan
bibit rumput laut dan pembuatan perahu, kunjungan Tim Konsultan Value Chain
Seaweed dari Jakarta, Kunjungan Monev BCR CC-Muhammad Syakir, dan baru-baru ini
kunjungan dari Oxfam Jakarta. Kunjungan resmi tersebut di luar kunjungan
silaturrahim kami dari Tim Fasilitator BCR CC Bone.
Kunjungan Seaplant |
Suardi dan Hasbi adalah dua warga lokal yang sangat terbuka
atas kedatangan para tamu yang mengunjungi kampungnya. Ketauladanan keduanya
dalam memimpin kelompok seperti Kelompok pembudidaya rumput laut, Kelompok
penangkapan ikan dan kelompok pemelihara Mangrove menjadikan keduanya sebagai
icon/Aktor Lokal yang patut diapresiasi.
Tingkat kemandirian mereka dalam membangun kelompok secara
swadaya telah mengantar mereka pada sebuah pencapaian kepercayaan yang tinggi
dari Pemerintah dan masyarakat setempat. Sejumlah bantuan lebih sering di
alokasikan ke Desa tersebut, karena mereka mampu menjaga kepercayaan itu dan menjaga
keberlanjutannya.
Suardi Menerima Kunjungan Oxfam dan Mitranya |
Dan diakhir bulan Maret 2013 kemarin, bukti kemandirian dan
ketulusan berbagi itu terapresi oleh pihak luar. Sebuah LSM International yang
juga memiliki komitmen pemberdayaan pesisir mengunjungi mereka dengan masyarakat
mitra dampingannya untuk belajar bersama tentang budidaya rumput laut dan
pengelolaan kelompok. Bahkan mampu melahirkan sebuah kesepakatan kerjasama pengadaan
bibit rumput laut.
Mendampingi Pak Suardi dan Pak Hasbi menerima tamu |
Inilah salah satu pembelajaran yang berharga, betapa
nilai-nilai ketulusan dan kebajikan masih terpelihara dengan baik di masyarakat
kita. Tinggal bagaimana kita mampu menyebarluaskan nilai-nilai itu agar juga
bisa tertanam juga pada kehidupan warga lainnya.
Posting Komentar